Pontianak, 29 November 2025 (EK) – Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat dengan pertumbuhan diperkirakan mencapai 5,26% – 5,39% sepanjang tahun 2025. Capaian ini tumbuh di atas rata-rata nasional dan didorong oleh kinerja solid konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor, serta sektor pertambangan, perdagangan, dan konstruksi.

Optimisme ini disampaikan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025, baik di tingkat nasional maupun turunannya di Kantor Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Barat. Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam arahan nasionalnya di Jakarta (28/11) mengapresiasi kerja kolektif dan sinergi kebijakan yang telah membuahkan hasil nyata. Beliau menekankan pentingnya ketangguhan dan kemandirian ekonomi dengan tema “Tangguh dan Mandiri: Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi dan Berdaya Tahan”.

Inflasi Terkendali, Terendah Kedua di Kalimantan

Tidak hanya pertumbuhan, stabilitas ekonomi Kalbar juga terjaga dengan baik. Berkat sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), inflasi Kalbar pada Oktober 2025 tercatat sebesar 2,07% (yoy), yang merupakan yang terendah kedua di Kawasan Kalimantan dan termasuk 10 besar terendah secara nasional.

Abidin Abdul Haris, Deputi Kepala Perwakilan BI Kalbar, menyatakan bahwa inflasi diperkirakan akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran nasional 2,5 ± 1% di akhir tahun. “Berbagai upaya konkret telah dilakukan, termasuk pelaksanaan lebih dari 211 kali gerakan pengendalian harga, penyaluran beras Bulog 26 ribu ton, dan realisasi tambah tanam padi seluas 27 ribu hektare,” jelas Abidin.

Stabilitas Sistem Keuangan dan Digitalisasi Terus Menguat

Dari sisi stabilitas sistem keuangan, Kalbar juga mencatatkan performa yang sehat. Nilai Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp87,27 triliun, dengan total kredit sebesar Rp98,4 triliun. Tingkat Non-Performing Loan (NPL) gross terjaga di level 1,95%, jauh di bawah ambang batas aman 5%.

Digitalisasi sistem pembayaran juga terus melesat, ditandai dengan volume transaksi QRIS yang mencapai 58,25 juta transaksi oleh 760 ribu pengguna. Elektronifikasi transaksi pemerintah daerah juga telah mencapai skor 89,8%.

Prospek 2026: Optimistis Tumbuh 5,3% – 6,0%

Menghadapi ketidakpastian global, Bank Indonesia tetap optimis. Untuk tahun 2026, ekonomi Kalbar diproyeksikan tumbuh lebih tinggi lagi pada kisaran 5,3% – 6,0%. Proyeksi ini didukung oleh berlanjutnya pembangunan sejumlah kawasan industri serta penguatan sektor ekonomi utama seperti pertanian dan pertambangan.

Dengan sinergi yang erat antara BI, Pemerintah Daerah, dan industri jasa keuangan, melalui berbagai program seperti Festival Ekonomi Syariah KTI dan Pekan QRIS Nasional, perekonomian Kalbar diharapkan tidak hanya tumbuh tinggi, tetapi juga semakin tangguh dan inklusif di masa mendatang.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *